Sekjen MUI Ajak Jemaah Fokus Armuzna Menuju Haji Mabrur

Foto bersama jajaran Amirul Hajj Indonesia bersama para petugas haji Indonesia di Makkah, Saudi Arabia, akhir pekan lalu (Foto: Dok. Sekjen MUI)

Makkah – Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Amirsyah Tambunan mengajak seluruh jemaah haji Indonesia supaya fokus pada persiapan puncak perjalanan ibadah haji dengan rangkaian Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina).

Keterangan pers Sekjen MUI yang dirilis di Makkah Saudi Arabia, Selasa (3/6/2025) menyebutkan, ibadah di ketiga tempat ini harus dijalani secara fokus dalam rangkaian kegiatan wajib, sehingga jemaah haji dapat menyelesaikan puncak ibadah haji dengan baik dengan harapan menjadi haji mabrur.

Kenapa harus fokus? Menurut Buya Amirsyah, rangkaian proses ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina menjadi fase terberat saat berhaji. Rangkaian ibadah ini pula yang menjadi pembeda antara ibadah haji dan umroh.

Tiga tempat tersebut sering disebut titik krusial dalam rangkaian kegiatan wajib haji, karena di tiga tempat ini seluruh energi fisik dan mental akan terkuras, sehingga tidak jarang jemaah jatuh sakit karena kelelahan usai atau saat sedang menjalankannya.

“Kami berharap saat menjalani Armuzna ini harus ada antisipasi agar jemaah tidak sakit atau tidak keluar dari rombongan sehingga petugas tidak kerepotan melakukan pencarian jemaah,” kata Sekjen MUI.

Seluruh jemaah haji harus fokus, mulai dari niat hingga praktik di lapangan dengan persiapan antara lain; pertama, memperhatikan prosesi ibadah, dimana jemaah akan mulai bergerak menuju Arafah pada 8 Dzulhijjah.

Mereka harus mempersiapkan kebutuhan yang menunjang kelancaran ibadah seperti pakaian ihram, sabuk, gelang identitas, gelang maktab, dan identitas lainnya.

Kedua, tas paspor para jemaah tidak boleh tertinggal. Tas tersebut bisa diisi dengan kartu kesehatan, buku do’a, dompet, dan obat-obatan serta multivitamin secukupnya.

Ketiga, masing-masing jemaah harus membawa perlengkapan tas tenteng yang bisa diisi berbagai peralatan seperti baju koko dan pakaian ganti serta kain ihram cadangan, alat komunikasi, dan perlunya membawa Al-Qur’an.

Haji Mabrur

Sekjen MUI juga mengemukakan, kehadiran jemaah haji Indonesia di Tanah Suci diharapkan mampu membawa suasana kedamaian dan keselamatan umat dan bangsa ke depan, karena mereka membawa nilai-nilai haji mabrur.

Disebutkan, dari sahabat Jabir bin Abdillah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Haji mabrur tiada balasan lain kecuali surga.” Lalu sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa (tanda) mabrurnya?” Rasulullah SAW menjawab, “Memberikan makan kepada orang lain dan melontarkan ucapan yang baik.” (HR Ahmad, At-Thabrani, dan Al-Baihaqi).

Menurut Buya Amirsyah, dalam hadis itu disebutkan adanya dua ciri dan karakteristik haji mabrur yang diwasiatkan oleh Rasulullah SAW dan harus dipenuhi oleh seorang haji, yakni memberi makan kepada orang lain dan selalu menyampaikan ucapan dengan kata-kata yang baik.

Maka, lanjutnya, jika diasumsikan tiap tahun ada 221 ribu haji asal Indonesia, sesungguhnya hal itu merupakan potensi luar biasa pengaruhnya untuk kedamaian umat dan bangsa ke depan.

Artinya, setidaknya akan lahir setiap tahun “orang-orang baru” di negeri ini yang siap melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat mendamaikan dan menyejahterakan, yaitu orang-orang yang mempunyai kepedulian dan kepekaan sosial tinggi serta orang-orang yang berpikir dan bertindak secara arif, santun, dan menyejukkan suasana.

Dengan demikian, semakin banyak yang berangkat haji, maka semakin besar kemungkinannya bangsa Indonesia memiliki pribadi-pribadi berpredikat haji mabrur yang selanjutnya semakin mudah bagi negeri ini untuk keluar dari jeratan krisis multi-dimensi, baik krisis akhlak maupun krisis ekonomi, politik dan budaya.

“Mari kita tunggu kehadiran dan kiprah haji mabrur di Indonesia untuk menyejahterakan dan mendamaikan kehidupan kebangsaan di Republik tercinta ini,” kata Buya Amirsyah yang mendampingi Wakil Amirul Hajj Indonesia yang juga Wakil Menteri Agama (Wamenag), Romo Muhammad Syafii.

Terkait perjalanan ibdah haji itu sendiri, Wakil Amirul Hajj menyatakan bersyukur bahwa sampai sejauh ini pihaknya tidak mendapatkan keluhan, misalnya tentang masalah penerbangan jemaah haji.

“Penerbangan jemaah haji tahun ini malahan lebih tepat waktu dibanding tahun lalu,” ucap Syafii saat dikonfirmasi media usai pertemuan dengan jemaah haji Indonesia di Makkah, Minggu (1/6/202).

Dalam pertemuan dengan jemaah haji Indonesia di Makkah itu Romo Syafii juga mengajak seluruh jemaah haji agar menjaga kesehatan, terutama menjelang wukuf di Arafah.

Dalam pertemuan tersebut Romo Syafii didampingi sejumlah anggota Amirul Hajj, antara lain Muhadjir Effendy (Penasihat Khusus Presiden Prabowo Subianto Bidang Haji) dan Buya Amirsyah Tambunan.(Red/*)

Komentar

Komentar

Mohon maaf, komentar belum tersedia

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Search