Gus Yahya Dorong Akselerasi Program Gizi Seimbang untuk Santri Pesantren

Foto. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama', K.H. Yahya Cholil Staquf (kanan) lakukan kunjungan resmi di Kantor Kepala BGN atau Badan Gizi Nasional, Bapak Dadan Hindayana (kiri), Selasa (17/6/2025).

JAKARTA — Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), K.H. Yahya Cholil Staquf, mendorong percepatan pelaksanaan Program Makan Bergizi (MBG) di lingkungan pesantren sebagai bagian dari upaya menyelamatkan generasi muda dari risiko gizi buruk.

Hal itu disampaikan Gus Yahya saat melakukan kunjungan resmi ke Kantor Badan Gizi Nasional (BGN) di kawasan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (17/6/2025). Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari komitmen kerja sama antara PBNU dan BGN dalam mengimplementasikan program gizi seimbang di kalangan santri.

“Ini bukan sekadar program makan bersama, tapi sebuah ikhtiar menyelamatkan generasi bangsa dari risiko gizi buruk yang menggerogoti masa depan mereka,” tegas Gus Yahya dalam pertemuan tersebut.

Program MBG difokuskan pada penyediaan makanan sehat dan bergizi bagi para santri, sesuai dengan standar gizi seimbang yang ditetapkan pemerintah. Program ini diharapkan mampu menunjang tumbuh kembang santri secara optimal, sekaligus menjadi gerakan nasional untuk meningkatkan kesadaran pola makan sehat di lingkungan pesantren.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyambut baik kolaborasi ini. Ia menegaskan bahwa PBNU memiliki peran strategis dalam memperluas cakupan program, mengingat jaringannya yang luas di berbagai pesantren di seluruh Indonesia.

“NU sebagai organisasi keagamaan terbesar memiliki daya jangkau yang luar biasa. Koordinasi teknis dan percepatan eksekusi program ini menjadi sangat penting. Kita bicara soal masa depan generasi muda yang akan memimpin bangsa ini,” ujarnya.

Data awal hasil kajian PBNU menunjukkan bahwa sekitar 19 persen santri mengalami anemia, meskipun mereka mendapatkan jatah makan tiga kali sehari. Ketidakseimbangan kandungan gizi menjadi faktor utama penyebab kondisi tersebut.

“Angka ini menunjukkan urgensi yang harus segera diatasi secara sistematis. MBG hadir sebagai solusi strategis, bukan hanya untuk aspek kesehatan, tetapi juga mendukung masa depan pendidikan pesantren,” tambah Gus Yahya.

Melalui sinergi PBNU dan BGN, program MBG diharapkan dapat diimplementasikan di 1.000 titik pesantren sebagai tahap awal. Program ini juga akan didorong menjadi bagian dari gerakan nasional gizi seimbang di sektor pendidikan keagamaan.

“NU akan terus berada di garda depan dalam membangun generasi yang sehat, berdaya, dan unggul. Ini adalah bagian dari khidmah kami untuk negeri,” pungkas Gus Yahya.

Sumber: yahyacholilstaquf | tvnu.id
Reporter: Mu’ti H. / Syaiful M.
Editor: Bento M.

Komentar

Komentar

Mohon maaf, komentar belum tersedia

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Search