Lee menekankan bahwa Taiwan akan terus bekerja dengan mitra internasional untuk menghilangkan undang-undang serta norma dan praktik sosial yang diskriminatif guna meningkatkan akses perempuan terhadap sumber daya keuangan.
Sementara itu Utusan Tetap Kepulauan Marshall untuk PBB, Amatlain Elizabeth Kabua, dalam pidatonya menyampaikan, Taiwan adalah mitra pembangunan yang penting bagi kepulauan Marshall dan mereka bersama-sama membentuk “Dana Bergulir Pinjaman Mikro Kewirausahaan Perempuan” untuk secara konkret melaksanakan pemberdayaan ekonomi perempuan.
Wakil Perdana Menteri Kerajaan Eswatini Thulisile mengatakan dalam pidato pertamanya bahwa negaranya adalah sekutu setia Taiwan, dan Taiwan juga merupakan mitra penting dalam kerja sama ekonomi dan pengembangan Eswatini.
Menurut dia, Taiwan telah bekerja sama dengan banyak LSM untuk memberikan layanan yang cocok bagi perempuan Eswatini, juga sumber daya keuangan, bantuan teknis, dan program pelatihan yang dibutuhkan.
Sementara itu mantan Dubes AS untuk Masalah Perempuan Global, Kelley Currie, mengatakan bahwa Taiwan telah memberikan contoh di kawasan Indo-Pasifik untuk menggambarkan bagaimana pemberdayaan perempuan dapat meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan suatu negara.
Selain itu juga meningkatkan prospek kesejahteraan dan menyelenggarakan berbagai program untuk mempromosikan kesetaraan perempuan dan pemberdayaan ekonomi global di bawah Kerangka Kerja Sama dan Pelatihan Global dengan Amerika Serikat dan mitra lainnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Departemen Indo-Pasifik Kementerian Luar Negeri Lituania Julius Pranevičius menyatakan, Taiwan dan Lituania memiliki konsep yang sama dan berdiri di garis depan demokrasi dan kebebasan untuk membela supremasi hukum dan hak asasi manusia.
Selanjutnya, sesi kedua forum ini menampilkan dialog menarik antara Hank C.C.Huang, Presiden Akademi Keuangan dan Perbankan, tokoh politik dari negara sahabat, dan perwakilan LSM internasional.
Menteri Pembangunan Sosial dan Gender dari Saint Vincent dan Grenadines, Orando Brewster, menyebutkan dalam rekaman video bahwa “Proyek Pemberdayaan Perempuan” yang dipromosikan bersama oleh Taiwan dan Saint Vincent and Grenadines telah membantu kaum perempuan di negaranya dalam mengembangkan keterampilan teknis.