Kran Ekspor Dibuka Namun Stagnan, DPR Minta Pemerintah Bertindak

IMG-20220627-WA0111

Jakarta – Mantan Bupati Kotawaringin Barat yang kini menjabat sebagai Anggota DPR RI Komisi IV asal Daerah Pemilihan Kalimantan Tengah, Bambang Purwanto dari Fraksi Partai Demokrat meminta pemerintah menyikapi serius permasalahan ekspor minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO).

Pasalnya, meski kran ekspor dibuka namun arus masih berjalan lambat bahkan cenderung stagnan, sehingga dampaknya Oil Storage Tank (OST) atau tangki penampungan di pabrik-pabrik pengolahan kelapa sawit hampir penuh bahkan sudah ada yang penuh.

“Sekarang ini selain harganya di tingkat petani rendah, persoalan bertambah lagi dengan penuhnya tangki-tangki penyimpanan CPO di PKS (Pabrik Kelapa Sawit). Ada beberapa PKS di Kalteng sudah tutup karena sudah penuh, jika dibiarkan pasti nanti masyarakat ribut karena urusan perut ini,” kata Bambang Purwanto saat dihubungi media via telpon Senin (27/6/2022)

Lanjut Bambang, pemerintah melalui Kementerian Keuangan soal pungutan ekspor harus dikaji kembali dengan adanya kondisi seperti saat ini. Salah satunya kebijakan Domestic Price Obligation (DPO) dan Domestic Market Obligation (DMO) untuk pemenuhan CPO dalam negeri.

“Jika itu memang membebani ekspor, DMO yang 20 persen itu harus dikaji kembali, sebab masyarakat kondisinya sulit kalau ekspor tidak lancar,” ucapnya..

Masih menurut Bambang, masyarakat petani sawit dalam posisi sulit saat ini. Sebab sawit berbeda dengan komoditas seperti batubara yang bisa dimoratorium dalam waktu lama.

“Dipanen rugi kalau gak dipanen kebun rusak, kemudian periode pemupukan pun pasti terlewati karena tidak ada biaya untuk beli pupuk, kondisi kebun yang tidak terawat akan memerlukan waktu yang lama untuk kembalikan menjadi kebun produktif seperti semula,” pungkasnya. (M. Andreyanto/Red).

Komentar

Komentar

Mohon maaf, komentar belum tersedia

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Search