Barito Utara, Kalteng – Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) kembali menyelenggarakan Anugerah Penghargaan Perempuan Inspirasi Indonesia 2022. Acara digelar pada Rabu, 7 Desember 2022 itu dilaksanakan di Auditorium Garuda Lantai 2 Gedung Kementerian Perindustrian RI, jalan Jendral Gatot Subroto Kav.52-53, Jakarta.
Hj. Nety Herawati, Termasuk salah satu dari perempuan yang mendapatkan penghargaan Wanita Inspirasi Indonesia, yang diberikan oleh IPEMI Pusat, bekerjasama dengan Kementrian perindustrian.
Untuk mendapatkan penghargaan ini melalui perjalanan panjang kiprah Hj. Nety Herawati dalam bergaul dan juga memberi motivasi dan inspirasi untuk perempuan di Barito Utara.
Mendapatkan penghargaan itu, Hj. Nety merasa bersyukur dan berterima kasih. Ini akan menjadi motivasi dan kerja keras untuk lebih bisa memberikan perhatian kepada kaum perempuan.
“Melalui jalur politik untuk memperjuangkan kaum perempuan, menjadi penilaian sehingga saya bisa berdiri diantara 62 perempuan Indonesia dari berbagai bidang bisa mendapatkan anugrah serta penghargaan ini,” kata Hj.Nety Herawati, Minggu (11/12/2022).
Semua ini kata Ibu dari tiga orang putri ini, tidak lepas dari kebersamaan dan juga kedekatan saya dengan teman sahabat dan kaum kaum perempuan yang mau diajak kerja sama tanpa pamrih dan tanpa membedakan status untuk bisa maju bersama-sama dan paling tidak saya berharap kaum perempuan bisa berhasil dalam rumah tangga dan mendidik anak sebagai penerus bangsa.
Seperti diketahui, Hj Nety Herawati menjadi satu dari 25 anggota DPRD Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, yang terpilih pada Pemilu serentak tahun 2019 untuk masa jabatan 2019-2024. Ini adalah langkah awalnya untuk terjun pada politik praktis setelah cukup lama beraktivitas pada sejumlah organisasi, baik organisasi masyarakat maupun organisasi politik.
Keputusannya untuk terjun pada politik praktis tidak terlepas dari restu dan izin dari suami tercinta H. Jawawi, yang juga salah satu Tokoh masyarakat Barito Utara.
“Suami selalu setia mendampingi langkah politik saya, dan doa dari anak-anak saya, tentu menjadi energi tak terhingga bagi saya,” tutur Nety Herawati.
Terjun pada politik praktis sebagai anggota legislatif, kata Nety, tentu membawa banyak konsekuensi. Setidaknya ia harus mengalokasi waktu, tenaga dan pikirannya lebih banyak, untuk kepentingan rakyat Barito Utara guna menjadi penyambung lidah sekaligus memperjuangkan kepentingan rakyat
Soal ketertarikannya terhadap dunia politik, Nety yang merupakan lulusan program studi Administrasi Perusahaan, Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat (Unlam), bermula dari keinginannya
untuk memperjuangkan aspirasi rakyat terutama yang berhubungan dengan persoalan perempuan. Misalnya soal kesehatan ibu dan anak serta pemberdayaan ekonomi perempuan.
“Persoalan-persoalan yang dihadapi oleh perempuan itu sangat kompleks. Dan masalah tersebut hanya akan terakomodir dalam kebijakan pemerintah daerah, jika saat menggodok aturan tersebut menyertakan suara dan pandangan kaum perempuan. Saya ingin berada pada posisi tersebut,” katanya.
Meski demikian, pada praktiknya Nety tidak membatasi pada persoalan-persoalan yang berhubungan dengan dunia perempuan. Persoalan yang ditemukan di tengah masyarakat apapun bidangnya, tetap dicarikan solusi atau jalan keluarnya. Prinsipnya apa yang jadi aspirasi masyarakat, itu pula yang
harus diperjuangkan.
Nety terbilang sangat aktif menyambangi masyarakat di tingkat akar rumput. Berbagai kegiatannya termasuk masa reses, amat mudah ditemukan jejak digitalnya baik pada laman media massa maupun media sosial. Keaktifannya menyambangi akar rumput tersebut diakui Nety menjadi bagian dari komitmennya terjun dalam dunia politik.
“Saya sadar bahwa menjadi anggota legislatif yang notabene adalah penyambung lidah dan aspirasi rakyat, bukanlah tugas yang ringan. Karenanya agar tugas bisa berjalan optimal, saya harus dekat dengan rakyat, sering meluangkan waktu ngobrol dengan rakyat, sehingga apa yang jadi aspirasi rakyat bisa saya akomodir dengan baik,” tegasnya.
Perempuan kelahiran Lemo, 9 Juni 1971 tersebut, selain menjadi anggota DPRD Barito Utara, juga aktif sebagai Ketua DPD Partai Nasdem Barito Utara,Ketua IPEMI PD Barito Utara periode 2016-2021 dan periode 2021-2026, Wakil Ketua BKPRMI Kabupaten Barito Utara periode 2017-2022 dan Wakil Ketua Pramuka Peduli Kabupaten Barito Utara periode 2021-2026.
Melalui organisasi IPEMI, Nety mencoba memberikan motivasi dan spirit kepada perempuan untuk bisa aktif dan produktif baik dalam rumah tangga, masyarakat, dan organisasi. Itu dilakukan Nety melalui seminar, pertemuan rutin yang diadakan dalam pengajian/perkumpulan ibu-ibu dan juga diselipkan pada saat mengemban tugas sebagai wakil rakyat.
Kegiatan Nety lainnya antara lain mendirikan yayasan yang menaungi bidang pendidikan agama dan memberikan support melalui dana insentif pada guru (ustadz/ustadzah) TKA, TPA, dan TQA, memberikan buku-buku keagamaan, serta mendirikan TPA di desa-desa yang belum mempunyai wadah untuk anak-anak belajar Al-Quran.
Tegas dan Lugas dalam memimpin dalam kapasitasnya sebagai seorang pemimpin, Nety memiliki prinsip, budaya kerja, atau nilai-nilai kepemimpinan yang diterapkan baik saat memimpin organisasi maupun saat menjadi anggota legislatif. Diantaranya bahwa menjadi seorang pemimpin itu harus tegas, lugas, terbuka dan kekeluargaan.
Sikap tegas diterapkan terutama pada saat pengambilan keputusan. Lugas dalam mengambil keputusan dengan tidak pernah putus asa. Lalu prinsip terbuka, lanjut Nety, bahwa seorang pemimpin harus mampu memberikan arahan, dan bersikap transparan, agar dalam kerja tim bisa lebih maksimal, efektif dan efisien.
“Prinsip kekeluargaan dibutuhkan karena pemimpin itu harus bertindak dengan adil, jujur, penuh komitmen. Sosok pemimpin juga harus dapat menginspirasi bawahannya untuk meraih target atau tujuan organisasi,”tegasnya.
Sebagai seorang anggota legislatif dan aktif di sejumlah organisasi, Nety pasti sering bersinggungan dengan dunia perempuan terutama dalam hal pemberdayaan ekonomi. Meski faktanya banyak perempuan memiliki kontribusi penting dalam perekonomian, hingga kini peran perempuan tersebut masih dipandang sebelah mata.
“Masih dianggap tidak penting dan tidak terlalu memberi pengaruh pada perekonomian daerah maupun nasional,” tambahnya.
Akibatnya, banyak perempuan yang menjadi apatis terhadap pembangunan bangsa dan negara. Padahal, lanjut Nety, semua perempuan memiliki kesempatan yang sama besarnya dengan laki-laki untuk berkontribusi dan berprestasi dalam pembangunan nasional. Kuncinya, perempuan harus mau dan mengambil kesempatan yang ada.
“Perempuan bisa mengambil peran melalui berbagai sektor. Bisa sektor kesehatan, pendidikan, sosial,
ekonomi bahkan politik seperti yang saya lakukan,” kata Nety.
Untuk bisa mengoptimalkan perannya dalam pembangunan nasional, Nety berharap para perempuan memiliki kegiatan positif, dapat berpikir dengan bijak dan bisa bekerjasama, memiliki sikap tangguh, ulet dan bertanggung jawab serta beriman.
“Apalagi pada era serba digital ini. Hal penting yang harus dilakukan perempuan adalah beradaptasi dengan era digital terutama bagi mereka yang banyak bersentuhan dengan ruang publik entah bekerja, menjalankan bisnis atau aktif di organisasi,” jelas Nety.
Penguasaan terhadap teknologi informasi juga penting dalam kaitan peran perempuan sebagai seorang ibu bagi anak-anaknya. Dengan menguasai teknologi maka ibu bisa mengawasi dan mendampingi anak-anaknya dalam mengakses dunia maya.
Keharmonisan Keluarga Hal Utama Saat ditanya lebih memilih mana antara karir atau keluarga, Nety dengan tegas mengatakan akan memilih keduanya.
“Karir dan keluarga bagi saya sama pentingnya,” katanya.
Dengan bekerja di luar rumah atau berkarir, ia setidaknya bisa memberikan sumbangsih baik tenaga, pikiran maupun waktu untuk masyarakat. “Saya ingin menjadi insan yang berguna bagi masyarakat, dan lingkungan saya,” ujar Nety.
Meski menempatkan karir sebagai hal penting dalam hidupnya, Nety mengaku keluarga tetap menjadi segala-galanya. Menjaga keharmonisan keluarga di tengah tugasnya yang luar biasa sibuk harus terus diperjuangkan.
“Intinya, saya harus bisa menjaga keseimbangan antara karier dan keluarga. Caranya antara lain saya harus bisa membagi waktu untuk karir dan keluarga, selalu memberikan perhatian untuk keluarga walau dalam waktu yang singkat, selalu menyadari bahwa keharmonisan keluarga adalah segala-gala nya dan juga tugas adalah kewajiban yang harus dilaksanakan. Dengan cara demikian, maka tidak ada hal yang disepelekan antara tugas dan kepentingan keluarga, kedua-duanya harus dikerjakan dengan tanggung jawab,” katanya.
Bagi Nety, menjaga keharmonisan keluarga penting karena melalui lembaga keluarga, ia bisa menanamkan nilai-nilai dan cara mendidik Putra putri agar menjadi manusia Indonesia yang unggul.
Setidaknya ada tujuh kunci penting yang harus dilakukan oleh ibu dalam mendidik anak-anaknya, yakni menanamkan nilai agama semenjak kecil, mengajarkan disiplin sejak usia dini, biasakan memberi tanggung jawab kepada anak, meski hal-hal kecil dan sederhana, memberikan pengertian disaat anak melakukan kesalahan,memberikan kasih sayang namun tidak memanjakan, mengajarkan tanpa membedakan, serta mengajarkan anak-anak nilai sopan santun, rendah hati dan selalu hormat dengan orang yang lebih tua usianya.
Untuk mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai tersebut, Nety mengaku memiliki waktu khusus bersama anak-anak.
“Saya punya me time dengan anak-anak. Misalnya selalu berkumpul di hari libur baik di rumah ataupun bepergian bersama. Kami biasakan untuk mendengar cerita-cerita mereka tentang sekolah dan pergaulan bersama teman-teman mereka,” ujar Nety.
(@lie/Tim).














