JEPARA – Suasana khidmat dan penuh keberkahan tampak menyelimuti acara Haul Masyayikh Keluarga Santri Jepara (KSJ) 2025 yang digelar dengan megah di Masjid Agung Jepara, Sabtu malam (1/11/2025). Ribuan santri, alumni pesantren, dan tokoh agama dari berbagai daerah di Jawa Tengah tumpah ruah menghadiri kegiatan yang mengusung tema “Mengokohkan Sanad Keilmuan, Melangkah Bersama untuk Kemaslahatan.”
Kegiatan tersebut dihadiri oleh sejumlah ulama besar dan kharismatik, di antaranya Dr. K.H. M. Wahfiyul Ahdi, K.H. Fahmi Amrullah Hadziq dari Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, K.H. Mohammad Makmun dari Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri, K.H. Adibussholih Anwar dari Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in Lirboyo Kediri, K.H. Abdul Ghaffar Rozin dari Pondok Pesantren Kajen Pati, K.H. Nur Machin Chudlari dari Pondok Pesantren Magelang, K.H. Qomaruzzaman Dimyati Rois dari Pondok Pesantren Al-Fadlu Kaliwungu Kendal, serta K.H. M. Sa’id Abdurrahman (Gus Sa’id) dari Ma’hadul Ulum Asy-Syar’iyyah (PP. MUS Sarang).
Turut hadir pula Wakil Bupati Jepara, Gus Muhammad Ibnu Hajar, S.M., atau yang akrab disapa Gus Hajar, yang memberikan apresiasi dan dukungan atas terselenggaranya kegiatan besar tersebut.
Sebelum acara utama dimulai, seluruh hadirin melantunkan tahlil bersama sebagai bentuk doa dan penghormatan kepada para muassis (pendiri) pesantren. Seusai tahlil, acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan “Hubbul Wathon Minal Iman.” Seluruh santri, alumni, dan para kiai berdiri dengan penuh semangat menyanyikan lagu kebangsaan dan lagu cinta tanah air itu. Suasana haru dan semangat kebangsaan begitu terasa, menggambarkan bahwa cinta tanah air merupakan bagian dari keimanan dan karakter pesantren.
Dalam sambutannya, Dr. K.H. M. Wahfiyul Ahdi menyampaikan pesan motivatif agar para santri dan alumni menjadi insan yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Lulusan pesantren harus membawa manfaat. Ilmu dan akhlak yang diperoleh di pondok hendaknya menjadi bekal untuk mengabdi kepada umat,” tuturnya tegas.
Sementara itu, K.H. Fahmi Amrullah Hadziq dari Tebuireng menekankan pentingnya kepercayaan terhadap pendidikan pesantren. Beliau menjelaskan bahwa banyak tokoh bangsa lahir dari rahim pesantren.
“Jangan ragu mondokkan anak. Banyak alumni pesantren yang sukses, dari Gus Dur sebagai Presiden, K.H. Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presiden, hingga Gus Yasin sebagai Wakil Gubernur Jawa Tengah. Pesantren adalah sumber ilmu, adab, dan cahaya kehidupan,” ujarnya disambut tepuk tangan riuh jamaah.
Dilanjutkan oleh K.H. Mohammad Makmun dari Al-Falah Ploso Kediri yang berpesan agar para alumni dan santri selalu bersabar dan yakin dalam menjalani perjuangan hidup.
“Semoga pertemuan ini menjadi awal yang lebih baik, mempererat silaturahmi, dan memperkuat tekad kita sebagai keluarga besar pesantren,” ujarnya singkat.
Berikutnya, K.H. Adibussholih Anwar dari Lirboyo Kediri menekankan pentingnya menjaga nama baik pesantren di era digital.
“Sekarang ini banyak pihak yang tidak menyukai pesantren. Maka, jangan mengunggah hal-hal yang tidak etis di media sosial. Jadilah pejuang dunia maya. Tidak mengunggah hal negatif tentang pesantren juga termasuk jihad medsos. Sebarkan konten positif dan jadilah netizen santri yang bijak,” tegasnya.
Sementara itu, K.H. Abdul Ghaffar Rozin dari Kajen Pati, putra almarhum K.H. Sahal Mahfudh, mengingatkan pentingnya solidaritas antarpondok pesantren.
“Kalau satu pondok terkena musibah, maka itu juga menjadi musibah bagi pondok lainnya. Kita hidup seperti di dalam akuarium; apa yang kita tampilkan akan terlihat oleh banyak mata. Maka ubahlah tontonan menjadi tuntunan,” ujar Gus Rozin.
Dari Magelang, K.H. Nur Machin Chudlari turut memberikan apresiasi besar atas terselenggaranya acara ini.
“Kegiatan seperti ini luar biasa. Baru Jepara yang bisa mengumpulkan pondok-pondok dari berbagai daerah. Alumni itu hakikatnya tetap santri. Tugas santri adalah menjaga pondok dan para kiai. Kita semua adalah agen-agen pesantren,” ungkapnya bangga.
Di penghujung acara, doa penutup disampaikan oleh K.H. Qomaruzzaman Dimyati Rois (Gus Zaman) dari Pondok Pesantren Al-Fadlu Kaliwungu Kendal. Suasana semakin khusyuk dan penuh keharuan. Setelah doa bersama, acara dilanjutkan dengan ramah tamah antara para ulama, alumni, dan tamu undangan.
Dalam kesempatan ramah tamah tersebut, awak media berkesempatan melakukan wawancara dengan Wakil Bupati Jepara, Gus Muhammad Ibnu Hajar, S.M., yang juga dikenal sebagai alumnus Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang. Dalam keterangannya, Gus Hajar menyampaikan apresiasi mendalam terhadap kegiatan yang diselenggarakan oleh Keluarga Santri Jepara (KSJ).
“Momentum ini luar biasa. Berkumpulnya para santri dan alumni dari berbagai pondok pesantren di Indonesia akan memperkuat komunikasi dan silaturahmi, khususnya di Kabupaten Jepara,” ujarnya penuh semangat.
Lebih lanjut, Gus Hajar juga menyoroti tantangan dunia pesantren di era digitalisasi yang kian deras arus informasinya.
“Saat ini, kelompok-kelompok tertentu gencar menyerang pesantren. Karena itu, para santri harus aktif di media sosial. Kita viralkan kegiatan ngaji, pembacaan kitab, dan aktivitas keilmuan. Dengan begitu, nilai-nilai pesantren akan menjadi benteng dan penyejuk di tengah derasnya arus informasi,” pungkasnya.
Acara berakhir dengan penuh kehangatan dan rasa haru. Para santri, alumni, dan masyarakat tampak saling berpelukan, saling bertukar doa, dan meneguhkan kembali semangat untuk menjaga marwah pesantren. Haul Masyayikh KSJ 2025 bukan sekadar peringatan, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan ukhuwah santri dalam meneguhkan cinta tanah air, ilmu, dan keimanan.
Reporter: Mu’ti Hartono I Editor: Adunk














