REMBANG – Wakil Bupati Rembang, H. Mochamad Hanies Cholil Barro’, menegaskan bahwa capaian penurunan angka stunting di Kabupaten Rembang tidak boleh dijadikan sebagai titik akhir perjuangan.
Menurutnya, kolaborasi lintas sektor tetap menjadi kunci utama dalam upaya percepatan pencegahan dan penanganan stunting secara berkelanjutan.
Penegasan tersebut disampaikan saat menghadiri rapat Diseminasi Hasil Intervensi Spesifik Penanganan Stunting yang digelar di Hotel Aston, kawasan Jalur Pantura, Selasa (16/12/2025).
Dalam rapat yang dihadiri oleh jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, pimpinan rumah sakit, Kepala Puskesmas se-Kabupaten Rembang, tenaga kesehatan, kader, serta para pemangku kepentingan lainnya itu, Wakil Bupati yang akrab disapa Gus Hanies menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang selama ini terlibat aktif dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Rembang.
Apresiasi tersebut ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, Kepala Bappeda Kabupaten Rembang, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Ketua TP PKK Kabupaten Rembang, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), pimpinan OPD terkait, pimpinan rumah sakit, Kepala Puskesmas se-Kabupaten Rembang, para petugas gizi, kader kesehatan, hingga seluruh elemen masyarakat.
“Alhamdulillah, kita masih diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga dapat berkumpul dalam forum diseminasi ini. Kegiatan ini sangat penting sebagai ruang evaluasi, sekaligus penguatan koordinasi lintas sektor agar upaya percepatan penurunan stunting dapat berjalan secara terpadu, terarah, dan berkelanjutan, mulai dari tingkat kabupaten hingga desa,” ungkapnya.
Gus Hanies menegaskan bahwa persoalan stunting tidak dapat diselesaikan dengan pendekatan sektoral semata. Ia menilai, diperlukan keterpaduan kebijakan, keselarasan program, serta keterlibatan aktif seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah, tenaga kesehatan, pendidik, pemerintah desa, hingga masyarakat.
“Stunting adalah persoalan bersama. Karena itu, penyelesaiannya pun harus dilakukan secara bersama-sama dan tidak bisa berjalan sendiri-sendiri,” katanya.
Lebih lanjut, Gus Hanies memaparkan capaian penurunan angka stunting di Kabupaten Rembang yang menunjukkan tren positif. Ia menjelaskan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) telah menetapkan ambang batas prevalensi stunting maksimal sebesar 20 persen. Secara nasional, prevalensi stunting Indonesia pada tahun 2024 masih berada di angka 19,8 persen, sementara di tingkat Provinsi Jawa Tengah tercatat sebesar 17,1 persen.
“Di Kabupaten Rembang, prevalensi stunting berada di angka 15,8 persen. Angka ini berada di bawah rata-rata nasional maupun provinsi, bahkan turun lebih dari 3 persen. Ini tentu patut kita syukuri,” jelasnya.
Meski demikian, ia kembali menegaskan bahwa capaian tersebut bukanlah akhir dari perjuangan. Menurutnya, stunting masih menjadi persoalan serius yang harus ditangani secara konsisten dan berkelanjutan agar tidak muncul kasus-kasus baru di kemudian hari.
“Penurunan ini patut kita syukuri, namun bukan akhir dari perjuangan. Target kita bukan hanya menurunkan angka, tetapi mencegah munculnya kasus stunting baru,” tegasnya.
Gus Hanies juga menerangkan bahwa Pemerintah Kabupaten Rembang telah menguatkan komitmen politik dan kepemimpinan dalam percepatan pencegahan dan penurunan stunting.
Namun demikian, ia menilai masih diperlukan penguatan komunikasi perubahan perilaku, pemberdayaan masyarakat, konvergensi program dan kemitraan, ketahanan pangan dan gizi, peningkatan kapasitas pengelolaan program, serta pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan.
“Keenam pilar strategi ini harus kita implementasikan secara nyata dan konsisten, dengan komitmen yang kuat dari tingkat kabupaten, kecamatan, hingga desa. Tidak ada satu sektor pun yang dapat bekerja sendiri,” terangnya.
Ia menambahkan bahwa konvergensi program lintas sektor, mulai dari bidang kesehatan, pendidikan, sosial, hingga ketahanan pangan, menjadi kunci utama dalam mempercepat penurunan stunting.
Pemenuhan gizi ibu hamil dan balita, peningkatan kualitas layanan kesehatan, serta penguatan ketahanan pangan keluarga harus berjalan seiring dengan sistem pemantauan yang dilakukan secara rutin dan terukur.
“Tanpa pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan, upaya penurunan stunting tidak akan berjalan optimal,” ucapnya.
Menutup sambutannya, Gus Hanies menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh jajaran TPPS, OPD terkait, tenaga kesehatan, kader, serta pemerintah desa yang selama ini menjadi garda terdepan dalam pendampingan dan pelayanan kepada masyarakat.
Ia optimistis, dengan kolaborasi yang solid, kerja yang terarah, serta dilandasi komitmen dan keikhlasan bersama, Kabupaten Rembang mampu mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan berkualitas.
“Jika sinergi ini terus kita jaga dan perkuat, saya yakin Kabupaten Rembang dapat melangkah menuju terwujudnya Zero New Stunting,” pungkasnya.
Reporter: Mu’ti Hartono I Editor: Adunk














