Perumda Tirta Patriot Bekasi, Launching Rencana Relokasi Pemindahan air baku 

IMG-20230919-WA0011

Kota Bekasi – Perumda Tirta Patriot Kota Bekasi melaunching perencanaan pemindahan Intake Air Baku dari Kali Bekasi ke Kalimalang.

Langkah tersebut dilakukan karena pencemaran Kali atau Sungai Bekasi yang terus terjadi dan belum ada solusi permanen terkait penanganannya.

Relokasi air baku dari Kali Bekasi ke Kalimalang ini, diresmikan di Saluran Irigasi Palanta, Jalan Veteran, Kelurahan Margajaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Pada Senin Sore (18/9/2023).

Direktur Utama Perumda Tirta Patriot, Ali Imam Fariadi mengatakan, bahwa kegiatan yang dilaksanakan tersebut adalah bagian dari sejarah panjang Perumda Tirta Patriot.

Dikatakan bahwa limbah yang terjadi Kali Bekasi terus menerus tanpa ada solusi setiap tahunnnya. Bahkan sejak Maret 2023 pencemaran Kali Bekasi itu, mengganggu persediaan air bersih baku PDAM TP terjadi selama 6 kali.

“Sejak Maret 2023 sudah 6 kali terjadi pencemaran dan saat ini kondisinya cukup parah. Perumda TP ini adalah korban pencemaran yang terjadi di hulu, upaya relokasi Intake ini sebagai solusi peningkatan pelayanan air baku yang layak,” ujar Ali Imam.

Menurutnya selama ini PDAM Tirta Patriot adalah korban dari pencemaran Kali Bekasi yang terjadi di hulu. Sehingga para netizen atau pelanggan, menyalahkan Perumda Tirta Patriot dan selalu dituntut solusi dari kondisi pencemaran yang terjadi di Kali Bekasi.

Pihaknya bersyukur dengan gerak cepat tim dan dengan dukungan pemkot bekasi yang concern terhadap permasalahan air, maka pihaknya melakukan relokasi air baku dari kali bekasi ke kalimalang.

Tentu menurutnya, semua ini butuh dukungan para stakeholder seperti pemerintah pusat, Jabar dan kota bekasi, terkait layanan perumda kepada pelanggan.

Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto mengatakan bahwa pasokan air bersih yang berkurang, saat ini jadi sorotan. Oleh karna itu dengan adanya pemisahan antara bhagasasi ke Tirta Patriot terdapat puluhan ribu pelanggan terdampak.

“Instagram saya banyak komentar seputar kekurangan air bersih. insya Allah ABT 2024 bisa menyelesaikan persoalan ini dengan anggaran sekitar Rp35 Miliar,” ungkap Tri Adhianto.

Menurutnya ini adalah persoalan tahunan. Misi yang sama tentu kita berikan pelayanan yang sama kepada masyarakat. “Ini adalah salah satu langkah kota bekasi menjadi kota yang sehat,” Tutur nya

Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI, Ir Diana Kusumastuti MT, menjelaskan bahwa pihaknya melakukan berbagai Upaya dalam penanganan Intake air baku spam Teluk Buyung Perumda Tirta patriot Kota Bekasi.

Air bersih merupakan salah satu penentu pendekatan kesehatan masyarakat, penentu derajat kegiatan kesehatan masyarakat dan dapat mendorong peningkatan produktivitas masyarakat. “Oleh karena itu, penyediaan sarana dan prasarana air bersih menjadi salah satu kunci dalam pengembangan ekonomi,” ungkapnya.IMG 20230919 WA0012

Ia menjelaskan, mengingat 5 tahun terakhir ini peningkatan akses air bersih itu hanya 0,5% per tahunnya, sehingga masih kurang 19,47%.

Dalam masa transisi sedikit air bersih diperoleh sekitar 20%, maka dari segi kualitas air baku ini, kualitas yang diterima yaitu sekitar hanya 4,18% yang bagus, artinya lebih perlu peningkatan dari 4,18 mencapai total adalah 26,9%.

“Harus kita tingkatkan supaya kualitas air baku juga bersih, sekarang ini seperti dilihat air baku sudah tercemar yaitu kotor hitam pekat ya, bayangkan saja kita saat ini kemarau panjang, polusi udara dan sebagainya,” ujar Diana Kusumastuti.

Diana Kusumastuti MT menekankan, dalam rangka memelihara dan meningkatkan kualitas air bersih, merupakan tugas bersama dengan para pemangku kepentingan stakeholder seperti pemerintah baik kota Bekasi, maupun Kabupaten Bekasi, Pemprov Jawa barat, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Sumber Daya aya Mineral, dengan cara Terapkan konsep Zero Run Off, seperti contoh dalam hal membangun sebuah rumah, jangan semuanya di bangun beton kalau bisa ditanami berbagai macam pepohonan, bisa naturalisasi, rumputnya diperbanyak atau tanaman hijaunya ditambah.

“Apabila semua tanaman dan pohon pohon ditebangin dan perumahan dibangun beton, kalau kayak gitu, akhirnya kan enggak bisa meresap air kedalam tanah. Supaya bumi ini bisa meresap air di tanah, sehingga tersimpan dalam jangka waktu yang lama, sehingga ketika nanti kemarau tidak kekeringan, ketika hujan tidak kebanjiran, nah ini yang harus kita galakan. Kami Kementerian PUPR melalui Direktur Jenderal sumber daya air selalu mengingatkan hal tersebut,” tandasnya. (Bambang S)

Komentar

Komentar

Mohon maaf, komentar belum tersedia

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Search