KENDAL – Ribuan harapan dan cita-cita berlabuh di Pondok Pesantren Al-Fadllu 2 dan 3 Kendal, Minggu (6/7/2025), saat ratusan santri baru resmi diterima dalam keluarga besar pesantren legendaris ini.
Disambut dengan lantunan shalawat dari Grup Rebana Al-Fadllu wal Fadlillah, atmosfer religius dan haru mewarnai GOR Ponpes sejak pagi hari, seiring derai air mata para orang tua yang dengan ikhlas menyerahkan buah hati mereka untuk menempuh jalan ilmu dan adab.
Penyambutan santri baru tahun ajaran 2025/2026 ini bukan sekadar seremoni, tetapi momentum sakral yang menjadi tonggak awal perjuangan para pejuang ilmu muda. Mengacu pada surat edaran resmi Nomor: 11/A.4/PPAF2/PPAF3 tertanggal 30 Juni 2025, prosesi diawali dengan registrasi pukul 08.00 WIB, dilanjutkan acara penyambutan, hingga sowan kepada para pengasuh pesantren sebagai bentuk tabarruk dan permohonan doa restu.
Disiplin dan Adab, Napas Pendidikan di Al-Fadllu
Dalam pidato inspiratifnya, Kepala Ponpes Al-Fadllu 2 dan 3, Ustadz H. Harun Rosyid, dengan tegas menekankan pentingnya menata niat dan kedisiplinan sejak hari pertama mondok.
“Anak-anak yang kembali ke pondok ibarat di-restart, diformat ulang untuk kembali fokus mengaji dan belajar dengan penuh semangat serta adab,” tegasnya di hadapan ratusan wali santri.
Beliau juga membagikan kisah pribadinya yang menggugah:
“Saya ini satu-satunya santri yang belum boyong dari Ponpes Al-Fadllu karena Abah belum mengizinkan,” ucapnya, disambut gelak tawa dan kekaguman para wali santri yang hadir.
Lebih lanjut, Ustadz Harun menegaskan bahwa di Ponpes Al-Fadllu, adab bukan hanya pelengkap—tetapi fondasi utama pendidikan.
“SMP dan SMA itu bonus. Inti mondok di sini adalah pembentukan akhlak. Ilmu tanpa adab akan menjadi bencana,” tandasnya.
Para santri juga dibekali kurikulum unggulan seperti penguatan Hadits Arbain dan kajian kitab-kitab klasik yang menjadi warisan para ulama.
Momen Haru dan Doa Restu dari Para Pengasuh
Setelah penyambutan, santri dan wali diarahkan untuk sowan kepada para pengasuh. Wali santri putri diterima langsung oleh Ning Rina Alamudin, istri dari Gus Alam Dimyati Rois. Beliau menyampaikan bahwa pondok selalu terbuka terhadap masukan dari para wali demi kemajuan bersama.
Sementara itu, wali santri putra sowan kepada K.H. Fadhlullah Dimyati Rois (Gus Fad), yang memanjatkan doa-doa khusus dan nasihat penuh hikmah:
“Didik anak dengan sabar, ikhlas, dan jangan berharap hasil instan. Pesan Abah Dimyati, mondokkan anak itu perlu tirakat, bukan senang-senang,” ujarnya penuh makna.
Larangan Gadget dan Spirit Kemandirian
Dalam surat edaran, pondok juga mengingatkan larangan membawa handphone dan alat elektronik lainnya, serta mewajibkan santri hadir tepat waktu, berpakaian sopan, dan membawa perlengkapan sesuai ketentuan. Hal ini merupakan bagian dari pendidikan karakter agar santri tumbuh menjadi pribadi mandiri, tangguh, dan tertib sejak hari pertama.
Keseimbangan Akhlak, Intelektual, dan Tahfidz Al-Qur’an
Sebagai informasi, Ponpes Al-Fadllu 3 merupakan pesantren khusus tahfidzul Qur’an. Dengan sistem pembinaan hafalan yang intensif dan terstruktur, para santri tetap melanjutkan pendidikan formal di SMP dan SMA Al-Fadllu, menjadikan ponpes ini sebagai kawah candradimuka pencetak generasi berilmu tinggi dan berhati bersih.
“Kami ingin mencetak generasi yang bukan hanya cerdas secara intelektual, tapi juga kuat spiritualnya. Santri Al-Fadllu harus jadi contoh di masyarakat,” ujar salah satu panitia.
Harapan dan Doa dari Para Wali
Momen paling mengharukan terjadi ketika para orang tua memeluk anak-anak mereka, sembari berbisik lirih doa dan harapan. Seperti yang disampaikan Bapak Syarifuddin, wali santri asal Pekalongan:
“Saya bersyukur bisa memondokkan anak di sini. Ini amanah besar, dan saya yakin, Al-Fadllu adalah tempat terbaik untuk menempa jiwa dan akhlaknya,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Al-Fadllu, Rumah Ilmu dan Adab
Dengan segala fasilitas, pembinaan, dan suasana penuh berkah, Ponpes Al-Fadllu terus membuktikan diri sebagai salah satu pilar pendidikan Islam di Jawa Tengah yang tak hanya mencetak santri cerdas, tetapi juga berakhlakul karimah, siap menjadi pemimpin masa depan umat dan bangsa.
“Semoga para santri dimudahkan Allah SWT dalam menuntut ilmu dan menjadi insan berbakti,” pungkas panitia dengan penuh harap.
Reporter: Mu’ti Hartono
Editor: B. Melta | Faktahukum.co.id