Seorang Siswa di Kasongan Terancam Putus Sekolah Karena Baju Seragam

IMG_20220407_210249

Katingan – Seorang siswi SMK di Kota Kasongan berinisial BB terancam putus sekolah. Masalahnya hanya sepele yakni orang tuanya tidak mampu membeli baju seragam.

Menurut penuturan ibunya, Yunita Maiza (50), BB malu dengan kawan-kawannya yang rata-rata memakai pakaian seragam sekolah, sementara dirinya hanya memakai baju putih abu-abu setiap hari.

Semenjak masuk sekolah hingga menginjak semester dua ibunda kandungnya berharap memperoleh rejeki, guna menebus seragam senilai Rp700 ribu tersebut, tapi nasib berkata lain.

“Anak saya mengaku malu untuk bersekolah karena tak memiliki seragam. Ada tiga yang harus ditebus yaitu baju batik, pakaian produktif dan baju olahraga,” tuturnya saat dihubungi di Jalan Tjilik Riwut kilometer 6,5 depan Rumah Makan Bahagia, Kasongan, Kamis (31/3/2022).

IMG 20220407 WA0006

Menempati rumah petak dengan bangunan semi permanen dari kayu yang disewa perbulan, Yunita Maiza menjadi orang tua tunggal bagi kelima anaknya setelah sang suami meninggal dunia sekitar dua tahun lalu. Gubuk yang ditempati juga terlihat reot ditutup papan kayu tipis serta kain spanduk.

Usaha yang dilakoninya berjualan sayur, tapi saat ini tutup karena tidak laku. Ketika malam ia bersama anak-anaknya mencoba peruntungan menjual STMJ di depan gubuk tua itu.

“Jualan ini hanya untuk menyambung hidup, terkadang tak ada pembeli terpaksa berhutang buat beli beras dengan tetangga,” kisahnya.

Ibu paruh baya ini mengaku sama sekali belum mendapat bantuan dari pemerintah seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar maupun Program Kekuarga Harapan (PKH). Pernah suatu waktu mencoba mengurus, malah mendapat penolakan.

“Saya pernah opname selama berhari-hari, saat itu suami masih hidup. Kartu BPJS nggak punya, mau diurus malah ditolak. Jadinya KTP suami ditahan pihak Rumah Sakit sampai sekarang,” tuturnya.

Sementara, mendapat informasi terkait masalah itu, pihak Kecamatan Katingan Hilir dan Kelurahan Kasongan Lama Merespon cepat dengan melakukan pendataan. Camat Katingan Hilir, Dony Meirianto bersama Lurah Kasongan Lama, Dirmansyah bahkan langsung membantu pendataan tersebut.

“Betul Pak, kemarin sudah melakukan pendataan di Kelurahan. Saya telah merubah KTP sesuai domisili dan mengurus surat keterangan tidak mampu, siang ini mungkin saya balik ke kantor Kelurahan Kasongan Lama,” ujarnya tak bersemangat

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Katingan, Feriso menjelaskan untuk beasiswa SMA/SMK bukan menjadi kewenangan pihaknya tetapi menjadi tanggung jawab Dinas Pendidikan Provinsi.

DONATUR TEBUS SERAGAM

BB akhirnya bisa bersekolah dengan tenang. Ia sebelumnya sempat berniat berhenti dari sebuah SMK di Kasongan karena belum bisa menebus baju seragam senilai Rp700 ribu. Difasilitasi Kepala Sekolah, BB mendapat baju seragam dan uang sekolah gratis dengan beberapa ketentuan yang diatur pihak sekolah.

Untuk baju seragam langsung ditebus donatur, isteri mantan Sekda Katingan, Ny. Nikodemus. Donatur yang langsung mendatangi sekolah serta menyerahkan tiga stel pakaian seragam itu.

Setelah peristiwa itu, orang tuanya banyak menuai simpati dari masyarakat yang secara langsung memberi bantuan, salah satunya dari Kapolres Katingan, AKBP Paulus Sonny Bhakti Wibowo, S.H., S.I.K., M.I.K., secara senyap Kapolres melalui personel melakukan pendataan hingga tiga kali kunjungan dan memberi donasi berupa uang tunai dan sembako.

“Kemarin ada Kapolres lewat anak buahnya mampir untuk menyampaikan bantuan. Alhamdulilah, apa yang diberikan sangat berguna. Terima kasih Pak Kapolres,” tutur Yunita Maiza (50) ibunda dari BB berkaca-kaca, Senin (4/4/2022).

Bukan itu saja, pihak Kelurahan Kasongan Lama bersama Bhabinkamtibmas dan Babinsa juga turut berkunjung ke rumah BB yang terletak di Jalan Tjilik Riwut kilometer 6,5 depan Rumah Makan Bahagia Kasongan. Tujuannya mempercepat proses pengusulan bantuan seperti bantuan sosial tunai, Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia pintar.

“Kami dari Kelurahan Kasongan Lama bersama Bhabinkamtibmas dan Babinsa mendapat informasi ada seorang siswi SMK yang terancam putus sekolah karena tak mampu beli seragam, kami ingin melihat permasalahannya seperti apa. Untuk ibu ini yang juga kebetulan suaminya telah meninggal dunia kami upayakan memasukannya ke dalam sistem data terpadu kesejahteraan sosial. Harapannya agar bisa mendapat bantuan sosial baik dari Program Pemerintah Daerah maupun Pusat,” sebut Dirmansyah selaku Lurah Kasongan Lama didampingi, Bhabinkamtibmas dan Babinsa ketika berkunjung ke tempat itu.

Terkait pendataan terhadap keluarga prasejahtera yang tak terakomodir, Dirmasnyah mengakui kelemahan pemutakhiran data dari RT. Hal itu bisa disebabkan calon penerima bantuan sosial pindah alamat sehingga menyulitkan saat pendataan. Untuk itu dia meminta semua Ketua RT proaktif melakukan pemuktahiran data termasuk masyarakat calon penerima bantuan sosial.

“Ibu Yunita Maiza ini memang layak mendapat bantuan sosial, kita berupaya mengusulkan. Untuk semua ketua RT saya minta jangan tinggal diam dan harus proaktif guna melakukan pendataan dan pengusulan untuk warga yang memang layak menerima,” himbaunya.

BB TERNYATA ATLET TAEKWANDO BERPRESTASI

BB ternyata sempat aktif dalam olahraga bela diri Taekwando di Kasongan. Di tahun 2017 dirinya sempat menyabet juara satu dalam Pekan Olahraga Provinsi.

Ada lima medali yang diperolehnya selama mengikuti berbagai even ditingkat Kabupaten maupun Provinsi. Salah satunya piagam juara satu yang ditandatangani oleh Gubernur Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran. Namun, sejak ayahandanya berpulang BB sudah tidak aktif lagi. Alasannya karena ketiadaan dana guna membayar biaya berlatih dan membeli seragam untuk mengikuti berbagai lomba.

“Baru-baru ini pelatihnya sempat mengajak mengikuti sebuah even di Kasongan, tapi ketiadaan dana, anak saya batal mengikuti kejuaraan itu,” jelas sang ibunda.

Ketika Media berkunjung, BB masih bersekolah dan sang ibunda menjelaskan BB menjadi anak angkat Kepala Sekolah dan ikut bersamanya.

“Syukurlah dan tidak ada lagi kata yang bisa saya ucapkan selain terima kasih,” tuturnya.

Semenjak viral, Yunita Maiza mengaku mendapat cibiran dari beberapa pihak yang menyebut dirinya berpura-pura miskin. Terkadang ia sering mendengar bisik-bisik warga yang mengatakan dirinya hanya memanfaatkan keadaan.

“Bapak bisa lihat sendiri kondisi kami saat ini. Mereka bilang ada punya tanah di pinggir jalan besar. Betul memang ada dan itu peninggalan almarhum suami yang ketika itu mendapat hadiah dari orang tuanya Agus Effendi dengan ukuran 10 x15 meter. Itupun tanahnya tergadai di Bank dan menunggak di Bank selama enam bulan,” bebernya dengan wajah sedih. (Dany Yuswanto).

Komentar

Komentar

Mohon maaf, komentar belum tersedia

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

1000008552
Seorang Siswa di Kasongan Terancam Putus Sekolah Karena Baju Seragam 7
1000008555
Seorang Siswa di Kasongan Terancam Putus Sekolah Karena Baju Seragam 8
1000008554
Seorang Siswa di Kasongan Terancam Putus Sekolah Karena Baju Seragam 9
1000008557 1
Seorang Siswa di Kasongan Terancam Putus Sekolah Karena Baju Seragam 10
1000008556
Seorang Siswa di Kasongan Terancam Putus Sekolah Karena Baju Seragam 11
Search