Wakil Bupati Rembang, H.M. Hanies Cholil, saat meninjau langsung di SPPG Ds. Tanjungan, Kecamatan Kragan
REMBANG – Dugaan keracunan makanan yang menimpa ratusan pelajar SMP Negeri 1 Kragan berbuntut panjang. Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Desa Tanjungan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, resmi menghentikan sementara penyaluran program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejak Kamis (25/9/2025).
Keputusan penghentian operasional tersebut diambil setelah tim gabungan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang bersama Mabes Polri melakukan pemeriksaan langsung ke lokasi SPPG Tanjungan. Dalam peninjauan, tim menemukan adanya ketidaksesuaian tata ruang atau layout dengan standar yang telah ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
Petugas Dinas Kesehatan, Al Furqon, ketika dikonfirmasi menjelaskan bahwa kondisi tata ruang SPPG saat ini berbeda dengan saat kunjungan sebelumnya. “Waktu kami datang untuk persiapan pelatihan penjamah pangan, ruangan masih tanpa sekat. Namun kini ada banyak sekat sehingga ruangan menjadi sempit dan tidak sesuai arahan BGN,” ungkapnya.
Berdasarkan temuan itu, tim merekomendasikan agar pihak pengelola segera melakukan renovasi tata ruang.
“Hal ini juga sudah disampaikan kepada koordinator SPPG sebagai perwakilan BGN. Bahkan mereka juga dipantau melalui portal resmi BGN. Teguran sudah diberikan, termasuk penghentian sementara agar proses renovasi bisa segera dilakukan,” imbuh Al Furqon.
Kepala SPPG Tanjungan mengakui adanya perubahan layout yang dilakukan tanpa koordinasi dengan pihak pengelola utama. Meski demikian, ia menegaskan siap menindaklanjuti arahan tim dengan melakukan perbaikan tata ruang sesuai ketentuan yang berlaku.
Akibat penghentian sementara tersebut, penyaluran MBG ke 26 sekolah yang mencakup 3.204 siswa ikut terhenti. Hingga kini, belum dapat dipastikan kapan layanan SPPG Tanjungan akan kembali beroperasi.
Sementara itu, jumlah korban dugaan keracunan terus diperbarui. Data terakhir mencatat ada 183 siswa yang terdampak. Sebanyak 5 siswa masih dirawat di Puskesmas Kragan I, 6 siswa di Puskesmas Kragan II, 2 siswa di Puskesmas Sarang I, dan 1 siswa di Puskesmas Sarang II. Selebihnya sudah diperbolehkan pulang dan menjalani rawat jalan.
Kepala SMP Negeri 1 Kragan, Dahlan Slamet, menerangkan bahwa perbedaan lokasi perawatan disesuaikan dengan domisili para siswa.
“Mereka semua siswa SMP Negeri 1 Kragan, tetapi untuk perawatan disesuaikan dengan jarak rumah masing-masing agar lebih dekat,” jelasnya.
Kondisi siswa yang masih dirawat umumnya sudah membaik, meski sebagian masih mengeluhkan lemas dan pusing. Peristiwa ini sekaligus menjadi perhatian serius pemerintah daerah untuk memastikan keamanan dan kelayakan program MBG sebelum kembali dijalankan.
Reporter: Mu’ti Hartono I Editor: A.M.