BOGOR – Yayasan Rancage Manunggal Rasa Ahlakul Karimah Bogor di bawah pimpinan KH. Ahmad Tapvip Budiman, S.Ag., M.Si., menggelar tradisi budaya Sunda Nyawang-Bulan pada Senin malam (8/9/2025) pukul 21.00 WIB di Kebun Raya Bogor.
Acara tersebut dihadiri para kasepuhan Sunda (kokolot Bogor), budayawan, serta perwakilan komunitas seni budaya dari Kota dan Kabupaten Bogor, dengan jumlah peserta sekitar 50 orang. Turut hadir di antaranya KH. Ahmad Tapvip Budiman, Ki Bambang Somantri, Ki Yayat Odoy, SE., M.Si., Ki Tjetjep Toriq, SN., Ki Dalang Ceceng Arifin, SE., dan sejumlah tokoh lainnya.
Rangkaian acara diawali dengan tawasul, zikir, dan doa bersama sebagai wujud syukur atas nikmat Allah SWT serta doa untuk kemakmuran bangsa Indonesia. Setelah itu, digelar pertunjukan seni budaya Sunda seperti tarawangsa, kecapi jentreng, kecapi suling, karinding, celempung, dan kesenian tradisional lainnya.
Ki Bambang Somantri dari Pamong Budaya Kabupaten Bogor turut memandu sesi Babakti dengan menjabarkan nilai kehidupan masyarakat Sunda melalui bahasa buhun: “Hana nguni hana mangke, tan hana nguni tan hana mangke,” yang bermakna keberadaan masa kini adalah hasil dari masa lalu, dan masa depan bergantung pada apa yang dijalani saat ini.
Budayawan Ki Tjetjep Toriq menambahkan, tradisi Nyawang-Bulan sarat nilai kebersamaan.
“Momen ini bermanfaat untuk mengajak masyarakat sareundeuk saigel, sabobot sapihanean, bersama-sama membangun bangsa dengan budaya,” pungkasnya. (Tb. Murodi)