Oleh: Ade Muksin, Ketua PWI Bekasi Raya
Karena kami bukan media propaganda, dan bukan wartawan penjilat, maka inilah kami: menyuarakan yang benar, mengingatkan yang lalai, dan menjaga marwah profesi agar tetap berpihak pada kepentingan publik.
Forum Dialog Publik tentang Transparansi Pengelolaan CSR di Kota Bekasi yang kami selenggarakan bukan untuk mencari sensasi.
Ini adalah bagian dari tanggung jawab moral dan profesional wartawan dalam memastikan bahwa setiap rupiah dana sosial perusahaan benar-benar kembali kepada masyarakat, bukan sekadar menjadi jargon atau seremoni.
Kami menghormati semua pejabat publik, termasuk Wali Kota Bekasi, yang memiliki kesibukan dan tanggung jawab besar. Namun kami juga percaya bahwa kepemimpinan bukan hanya soal jabatan, melainkan tentang kesediaan hadir di ruang-ruang dialog publik, di mana rakyat menunggu penjelasan langsung, bukan perwakilan administratif.
Transparansi tidak boleh berhenti di meja rapat atau laporan tahunan. Ia harus hidup dalam praktik komunikasi publik yang terbuka, jujur, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam konteks ini, kehadiran simbolik seorang pemimpin adalah bagian dari komitmen moral terhadap akuntabilitas.
Sebagai insan pers, kami tidak sedang mencari panggung, tapi menjaga keseimbangan antara kekuasaan dan suara rakyat.
Kami tidak bisa diam ketika ada jarak komunikasi antara pemerintah dan publik, terutama menyangkut pengelolaan dana CSR yang menyentuh kepentingan masyarakat luas.
Kami percaya: kritik yang lahir dari hati nurani adalah bentuk cinta paling tulus kepada negeri dan daerah ini. Dan kami akan terus menjaga ruang publik ini, agar tetap kritis, terbuka, dan bermartabat.
Karena kami bukan media propaganda. Karena kami bukan wartawan penjilat.
Karena kami wartawan yang berpihak pada kebenaran dan kepentingan publik. (***)