KENDAL – Ribuan jamaah, santri, ulama, dan tokoh masyarakat memadati Ndalem Sepuh Jagalan, Kaliwungu, Kendal, untuk menghadiri peringatan seribu hari wafatnya KH. Dimyati Rois pada Kamis (6/3/2025).
KH. Dimyati Rois adalah seorang ulama kharismatik yang menjadi teladan umat dalam perjuangan keislaman dan kebangsaan sepanjang hidupnya. Kehadirannya selalu dikenang atas dedikasinya dalam mengajarkan ilmu agama serta memperjuangkan nilai-nilai keumatan.
Acara berlangsung khidmat dengan dihadiri berbagai tokoh nasional, salah satunya Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat sekaligus Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Turut hadir juga Muhammad Hanif Dhakiri (Menteri Ketenagakerjaan di tahun 2014-2019), Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB Jawa Tengah, Gus Yusuf Chudlori, beserta sejumlah ulama, pejabat daerah, dan tokoh pesantren. Mereka memberikan penghormatan atas jasa besar KH. Dimyati Rois dalam dunia pendidikan Islam dan pembentukan karakter masyarakat.
Dalam pidatonya, Cak Imin menegaskan pentingnya keseimbangan antara ilmu dan adab sebagai fondasi kemajuan bangsa. Menurutnya, KH. Dimyati Rois telah menjadi teladan dalam menanamkan nilai-nilai tersebut kepada generasi muda.
“Kita harus meneladani perjuangan Almarhum KH. Dimyati Rois dalam menyebarkan ilmu dan menjaga akhlak umat. Dengan ilmu dan adab atau akhlak, Indonesia akan menjadi negara maju dengan dua modal tadi, dan merah putih akan semakin jaya,” ungkapnya.
Sementara itu, Gus Alam, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Fadlu Wal Fadlillah, mengingatkan pentingnya keikhlasan dan kesabaran dalam setiap perjuangan hidup.
“Syaichona Abah KH. Dimyati Rois telah mengajarkan kepada kita bahwa perjuangan tanpa keikhlasan tidak akan membawa berkah. Kesabaran menghadapi cobaan akan membawa keberkahan bagi kehidupan,” tuturnya.
Acara ini diakhiri dengan doa bersama, lantunan shalawat, dan tahlil yang menggema di seluruh area pesantren. Para jamaah tampak khusyuk, mendoakan KH. Dimyati Rois agar mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah SWT. Momentum ini sekaligus menjadi pengingat bagi umat bahwa warisan nilai-nilai keislaman yang diajarkan almarhum harus terus dijaga dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
(Mu’ti H.)
