Bekasi – Rencana pembangunan tower telekomunikasi Telkomsel di atas bangunan Masjid Jami Medan Satria, Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, menuai penolakan keras dari warga.
Tower dengan perkiraan ketinggian mencapai 30 meter tersebut dinilai mengancam keselamatan jamaah sekaligus mengganggu kesucian tempat ibadah. Warga menilai keberadaan tower di atas masjid sangat berisiko, baik dari sisi teknis maupun keamanan.
“Masjid adalah tempat suci, bukan lokasi untuk menara pemancar yang berpotensi membahayakan keselamatan kami,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya, Selasa (26/8/2025).
Sejumlah warga mengaku kecewa dengan sikap aparatur pemerintah setempat. Hingga kini, Lurah dan Camat Medan Satria dinilai belum memberikan tanggapan maupun langkah konkret atas keluhan warga, meskipun laporan mengenai pembangunan tower tersebut sudah dua kali diberitakan media. Ketika dikonfirmasi, keduanya sulit ditemui dan hanya beralasan sedang sibuk.
Proyek pembangunan tower ini diduga merupakan hasil kerja sama antara Telkomsel dengan pihak tertentu di daerah. Namun, belum ada penjelasan resmi mengenai legalitas perizinan maupun standar keselamatan yang digunakan dalam pembangunan. Posisi tower di atas masjid menimbulkan kekhawatiran serius akan potensi gangguan teknis hingga risiko kecelakaan yang dapat membahayakan jamaah.
Warga pun mendesak Pemerintah Kota Bekasi serta Komite Daerah Mitigasi (KDM) Jawa Barat untuk segera menghentikan proyek tersebut. Mereka menilai pemerintah berkewajiban menjaga kesucian masjid dan memastikan keselamatan masyarakat.
“Pemerintah wajib mendengarkan aspirasi warga. Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin persoalan ini memicu konflik sosial di tengah masyarakat,” tegas warga lainnya.
Kasus ini menjadi catatan penting agar setiap proses pembangunan infrastruktur, khususnya tower telekomunikasi, tidak hanya mengedepankan kepentingan teknis dan ekonomi, tetapi juga mempertimbangkan aspek sosial, budaya, dan keselamatan warga sekitar.
(Bambang.S)